Ramadan merupakan bulan suci yang sangat dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Semua umat berlomba-lomba melakukan amal baik hingga saatnya Hari Raya Idul Fitri tiba. Menilik dari segi ekonomi, ternyata, selama sebulan penuh tersebut memiliki dampak tersendiri, terutama bagi ekonomi lokal.
Tak bisa dipungkiri bahwa datangnya Ramadan dan Idul Fitri akan membawa beberapa kenaikan harga, khususnya untuk kebutuhan sembako (sembilan bahan pokok). Namun, ada pula dampak positif lainnya.
Artikel ini akan melihat beberapa tradisi yang muncul dan berkembang selama bulan Ramadan dan Idul Fitri, khususnya berkaitan dengan perekonomian lokal di sektor perdagangan, industri makanan, dan pariwisata.
Tradisi Ngabuburit
Bulan puasa Ramadan erat kaitannya dengan tradisi ngabuburit. Berasal dari Bahasa Sunda “burit” yang artinya sore atau petang, istilah ini mengalami perluasan makna sebagai kegiatan menghabiskan sore atau petang hari untuk menunggu waktu buka puasa.
Selain mengisinya dengan kegiatan agamis, terdapat pula kegiatan yang terkait dengan ekonomi lokal. Di banyak tempat akan bermunculan pasar dadakan yang menjual jajanan, makan besar, dan juga minuman untuk berbuka puasa. Produk yang dijual pun beragam, dari menu tradisional, modern, atau bahkan kuliner negara lain.
Ada pula tradisi bukber (buka bersama) yang menjadikan industri makanan dan minuman, rumah makan, kafe, dan restoran tak kalah sibuk selama bulan Puasa.
Tradisi Takjil
Tradisi yang sangat berakar di hampir semua daerah Indonesia, bahkan luar negeri, takjil memiliki akar kata dari Bahasa Arab ‘ajila yang berarti “mempercepat” atau “menyegerakan” (buka puasa).
Di Indonesia, tradisi takjil agak bergeser menjadi berbagi sajian makanan dan minuman manis (seperti bubur, kolak atau es) yang disediakan secara cuma-cuma untuk berbuka puasa. Takjil umumnya dapat ditemukan di masjid-masjid atau dibagikan dipinggir jalan.
Ajang ini sangat dinanti mereka yang ingin berbagi atau bersedekah selama bulan Ramadan. Sebagai hasilnya, ekonomi lokal, khususnya industri makanan juga mendapat imbasnya dengan jumlah pesanan yang lebih banyak daripada hari biasa.
Tradisi Mudik
Hari Raya Idul Fitri sangat memberikan dampak besar, khususnya di sektor transportasi, yakni dengan adanya tradisi mudik atau pulang kampung. Ini terlihat dari pergerakan masif orang dan juga kendaraan pribadi maupun umum.
Perekonomian berputar dengan pembelian tiket untuk bus, kereta api, pesawat terbang, sewa mobil, dll.
Mobilisasi besar-besaran ini juga berdampak pada perputaran ekonomi lokal di tiap daerah yang dilewati, jalan tol, toko oleh-oleh, tempat makan, tempat menginap, tujuan wista, dan masih banyak lagi.
Tradisi Baju Baru
Salah satu tradisi yang ditemukan tak hanya di negeri ini tapi juga di negara lain yang merayakan Idul Fitri. Dampaknya di sektor perdagangan, terutama bisnis pakaian atau fashion, dapat ditemukan dari mall atau pusat perbelanjaan besar hingga pasar tradisional.
Bisnis yang paling bergeliat untuk momen ini adalah industri hijab beserta aksesorinya, seperti kerudung, tas, dan alas kaki. Termasuk pula baju lebaran untuk pria dan anak-anak.
Tradisi Kue dan Hampers Lebaran
Kue Lebaran
Lebaran penuh dengan suguhan kue lebaran dan juga penganan yang hanya biasa ditemukan saat perayaan ini. Budaya silaturahmi ke sanak saudara dan juga tetangga merupakan salah satu pemicunya.
Industri makanan rumahan maupun skala pabrikan sudah jauh-jauh hari mengeluarkan produk bertema Ramadan dan Idul Fitri. Mereka gencar melakukan promosi untuk kue kering, kue basah, makanan ringan, sirup, dan semacamnya.
Hampers Lebaran
Terdapat pula tren yang makin berkembang – mengirim bingkisan atau hampers lebaran. Selain kue kering, ide bingkisan lebaran juga makin kreatif, misalnya hampers perlengkapan ibadah (sajadah, mukena, sarung, dan peci) dan masih banyak lagi.
Peluang Ekonomi Lokal Lainnya
Masih di sektor industri makanan, hari lebaran juga identik dengan ketupat dan opor ayam, atau jenis masakan tradisional lain yang berbeda-beda di tiap daerah. Peluang ekonomi lokal yang muncul antara lain, pengrajin ketupat akan bermunculan dan jasa katering selama lebaran.
Tradisi Liburan ke Tempat Wisata
Momen libur lebaran juga dimanfaatkan oleh mereka yang mudik bersama keluarga untuk mengunjungi tempat wisata di daerah mereka atau destinasi populer lainnya. Sebut saja, pantai, kebun binatang, wisata kuliner, wisata alam, taman bermain, atau hanya sekedar wisata belanja.
Selain dampak ekonomi lokal untuk pembelian tiket masuk, beberapa bisnis di sekitar tempat wisata juga akan menikmati imbasnya, seperti tempat makan, toko oleh-oleh, toko mainan, dll.
Mungkin yang belum disebutkan di sini adalah tradisi pemberian THR kepada para pekerja baik di sektor pemerintahan maupun swasta. THR ini umumnya berupa uang tunai, namun terkadang juga disertai atau dalam bentuk bingkisan lebaran berisi sembako dan kue kering.
Meskipun berupa momen musiman, semua tradisi di bulan puasa Ramadan dan perayaan Idul Fitri tetap memiliki peran tersendiri dan penting dalam ekonomi lokal. Dari industri rumahan, umkm, perdagangan, transportasi hingga pariwisata, semua terkena dampak dari momen yang selalu dinanti setiap tahun ini.