Analisis bisnis menjadi tahapan penting yang harus kamu lakukan pasca lebaran. Salah satu alasannya adalah untuk bisa menentukan strategi yang tepat di masa depan. Perbedaan situasi dan kondisi tentunya membuat kamu perlu menerapkan strategi yang berbeda pula.
Melalui ulasan ini, kita akan membahas berbagai hal terkait tren pasar, perilaku konsumen, preferensi pelanggan, hingga bagaimana cara bisnis untuk beradaptasi dengan situasi pasca lebaran.
Tren Pasar
Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk analisis bisnis setelah perayaan idulfitri adalah melihat tren pasar. Tren pasar ini mengacu pada arah umum pergerakan harga aset, sekuritas, atau komoditas dalam pasar.
Cari tahu produk atau layanan apa yang sedang happening di pasaran dan demand-nya tinggi. Contohnya seperti layanan catering dengan menu sehat yang populer di perkotaan. Selain kebutuhan pasar, kamu juga perlu menganalisis segmentasi demografis, target pasar, hingga pesaing dan regulasi dari pemerintah.
Segmentasi demografis ini terdiri dari berbagai aspek seperti gender, usia, pekerjaan, pendapatan, hingga status pernikahan. Sesuaikan segmentasi demografis sesuai dengan produk dan layanan perusahaan.
Sementara itu, kamu juga perlu menganalisis pergerakan pesaing untuk bisa mengungguli mereka di pasar. Pelajari kelebihan maupun kekurangan pesaing agar kamu bisa memilih counter attack yang tepat dan memposisikan diri di pasar secara tepat.
Mencari tahu regulasi pemerintah terbaru juga menjadi bagian analisis bisnis. Jangan sampai kebijakan yang diambil oleh perusahaan justru bertolak belakang dengan peraturan pemerintah.
Perilaku Konsumen
Selain tren pasar, perusahaan juga harus menganalisis consumer behaviour atau perilaku pelanggan. Analisis ini sangat penting karena apapun produk dan layanan yang kamu tawarkan, pelanggan selalu menjadi pertimbangan utama. Pada dasarnya perilaku konsumen saat Ramadhan, lebaran, dan pasca lebaran tidak sama.
Saat Ramadhan, mayoritas pelanggan beragama muslim berbelanja lebih awal untuk persiapan sahur. Kemudian kebiasaan jajan di jam siang bergeser menjadi sore hingga malam hari. Sementara, pasca lebaran kebiasaan jajan di pagi hingga malam hari akan kembali seperti sebelum puasa.
Pergeseran perilaku ini juga terjadi pada kebiasaan menggunakan internet. Menurut Populix, 3 dari 4 responden muslim sering mengakses media sosial selama Ramadhan. Persentasenya mencapai angka 87%. Setelah lebaran usai, maka kebiasaan ini akan berubah karena semua orang kembali ke rutinitas awal yakni bekerja, sekolah, dan lainnya.
Preferensi Pelanggan
Perbedaan lain ada pada preferensi pelanggan yakni suka tidak sukanya pelanggan terhadap suatu produk atau layanan. Beberapa orang mungkin menganggap ini sebagai selera. Bagaimana pergeseran preferensi pelanggan dari masa sebelum lebaran ke pasca lebaran?
Menurut tSurveysid, 60% responden lebih memilih untuk memasak hidangan sahur dan berbuka selama Ramadhan. Preferensi ini berpotensi berubah menjadi catering makanan hingga beli online karena kondisi sudah tidak berpuasa lagi.
Selain itu, selama Ramadhan dan idulfitri banyak masyarakat yang membeli baju tertutup seperti kaftan, gamis, dan lainnya untuk keperluan ibadah. Sementara itu, untuk pasca lebaran preferensi pelanggan cenderung sama seperti sebelum Ramadhan dan disesuaikan dengan kebutuhan (kerja, kuliah, dan lainnya).
Bagaimana Bisnis Beradaptasi?
Momen Ramadhan dan lebaran sama-sama memengaruhi perilaku pelanggan dan dinamika pasar. Sebagai pemilik bisnis, kamu perlu beradaptasi untuk menangkap peluang yang ada. Apa saja yang perlu kamu lakukan untuk beradaptasi dengan perubahan tren, perilaku dan juga preferensi pelanggan pasca lebaran?
1. Menyesuaikan Jam Operasional
Khusus untuk tempat nongkrong ataupun restoran, perbedaan jam operasional selama Ramadhan, lebaran, dan pasca lebaran akan sangat berbeda. Mayoritas tempat akan kembali buka dan tutup seperti sedia kala karena aktivitas masyarakat sudah normal.
2. Ketersediaan Stok Produk
Konsumsi makanan dan minuman selama Ramadhan, lebaran, dan pasca lebaran jelas berbeda. Selain perubahan jam makan, kuantitas makanan dan minuman yang dijual juga bisa lebih bervariasi. Misalkan untuk produk makanan basah, stoknya bisa diperbanyak karena masyarakat beragama islam sudah kembali ke jam makan awal.
3. Media Sosial
Selama Ramadhan, media sosial menjadi bagian penting untuk masyarakat. Selain berbagi momen di bulan puasa, masyarakat juga menjadikan media sosial sebagai sarana mencari informasi. Contohnya seperti tempat makan, tempat nongkrong, inspirasi outfit dan lainnya
Perusahaan perlu melihat peluang ini dengan semakin aktif di media sosial untuk menarik minat pelanggan. Tren social commerce bisa sekali untuk dicoba agar bisa meningkatkan volume penjualan.
4. Variasi Nama Produk
Setiap kali bulan Ramadhan dan lebaran, banyak produk berganti nama. Bahkan ada produk khusus yang dijual selama momen puasa Ramadhan dan lebaran berlangsung. Contohnya adalah hampers Idulfitri, gamis anak untuk lebaran, one set dewasa untuk halal bi halal dan lain sebagainya.
Pasca lebaran, nama-nama tersebut sudah tidak relevan. Kamu perlu mengubah nama produk menjadi lebih umum sehingga target pasar lebih luas.Dari informasi di atas, kamu bisa memulai analisis bisnis untuk toko online sendiri dengan lebih mudah. Ingat, setiap keputusan perlu diambil melalui berbagai pertimbangan agar hasilnya tetap optimal.
Selamat mencoba!