Menikah merupakan keputusan besar yang diambil seseorang selama hidupnya. Karenanya, perlu persiapan matang agar kehidupan pernikahan dapat berjalan dengan bahagia. Salah satu persiapan yang perlu dilakukan adalah dengan mempelajari cara mengatur keuangan.
Ketika mempersiapkan diri untuk berumah tangga, penting kiranya untuk mengetahui pos-pos keuangan apa saja yang perlu diperhatikan. Dengan demikian, kamu dan pasangan tahu bagaimana mengalokasikan pendapatan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Ingin tahu bagaimana cara mengatur keuangan sebelum dan setelah menikah? Yuk, pelajari selengkapnya di artikel berikut.
Pos-Pos yang Perlu Diperhatikan
Sebelum mengalokasikan dana, kamu perlu tahu dahulu apa saja pos keuangan yang memerlukan biaya. Mengetahui hal-hal apa saja yang membutuhkan dana membuat kamu jadi lebih aware dalam mengatur keuangan.
1. Biaya pernikahan
Acara pernikahan seperti apa yang kamu inginkan? Sebelum pesan vendor, pastikan kamu memiliki bujet dan rencana tertentu terkait seperti apa acara pernikahan yang ingin dilaksanakan. Bicarakan dengan pasangan dan keluarga terkait hal ini. Pastikan acara yang diselenggarakan tidak membebani kamu dan pasangan secara finansial pasca menikah nantinya.
2. Kebutuhan rumah
Setelah menikah, di mana rencananya kamu dan pasangan akan tinggal? Jangan lupa untuk membicarakan hal ini dengan pasangan. Pasalnya, ini adalah hal sensitif bagi pasangan terutama jika pasanganmu menginginkan untuk tinggal secara terpisah dari mertua.
Jika berencana untuk tinggal terpisah dari orang tua/mertua, rencanakan apakah kamu dan pasangan mau sewa kos, sewa rumah, atau justru membeli rumah. Jika membeli rumah, bicarakan juga bagaimana cara melunasi tagihan rumah.
3. Kebutuhan sehari-hari
Pikirkan juga bagaimana alokasi dana untuk kebutuhan sehari-hari. Dari total pemasukan yang ada, atur berapa persen yang akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah menikah nanti.
Untuk mengetahui berapa pastinya, kamu perlu membicarakan dua hal ini dengan pasangan. Jika ternyata ada pengeluaran sehari-hari yang tidak perlu, kamu bisa langsung berdiskusi untuk tidak mengalokasikan dana untuk hal itu. Dengan cara ini, dua belah pihak bisa sepakat terkait biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari.
4. Persiapan menjadi orang tua
Hal ini juga perlu diperhatikan oleh para pengantin baru. Dari seluruh total pendapatan yang diterima, lakukan alokasi dana untuk persiapan menjadi orang tua apalagi jika kamu berencana untuk memiliki anak segera setelah menikah.
Tidak hanya untuk biaya selama kehamilan dan persalinan saja. Pertimbangkan untuk mulai menabung untuk kebutuhan anak setelah lahir juga. Jika memungkinkan, kamu juga bisa menabung untuk biaya sekolah anak nantinya.
5. Kebutuhan lain-lain
Sebagai pasangan suami istri, tentunya kamu ingin menghabiskan banyak waktu untuk bersenang-senang bersama. Maka dari itu, pertimbangkan untuk mengalokasikan uang untuk kebutuhan dana liburan atau sekadar jalan-jalan ke mal untuk cuci mata. Hal-hal lain seperti memberi orang tua dan sedekah pun juga bisa kamu masukkan di poin ini.
Jangan Lupakan Hal-Hal Berikut!
Selain hal-hal yang sudah disebutkan, masih ada hal-hal lain yang perlu kamu ingat ketika mengatur keuangan. Hal-hal yang dimaksud misalnya seperti pelunasan utang, persiapan dana darurat, membeli asuransi, serta melakukan investasi. Mari kita bahas satu per satu.
1. Pelunasan utang
Selain membahas pemasukan dan alokasinya untuk kebutuhan sehari-hari, jangan lupakan alokasi dana untuk melunasi utang.
Ada banyak bentuk utang yang saat ini bisa dimiliki seseroang. Misalnya seperti utang kartu kredit (termasuk paylater dan pinjaman multiguna), utang pribadi (misalnya utang ke teman, saudara, dsb.), utang usaha, hingga utang cicilan rumah.
Membicarakan utang dengan pasangan tidak seharusnya menjadi hal yang memalukan. Alih-alih, kamu dan pasangan harus jujur untuk memastikan tidak ada utang yang tidak diketahui satu sama lain. Keterbukaan mengenai utang kepada pasangan akan lebih baik jika dilakukan sebelum menikah. Dengan demikian, pasangan tidak ‘terkejut’ jika ternyata ada utang yang harus dilunasi.
2. Persiapan dana darurat
Dana darurat adalah dana yang akan kamu gunakan ketika dalam situasi darurat. Meskipun serupa dengan tabungan, dana darurat merupakan uang yang terpisah dari tabungan untuk kebutuhan sehari-hari.
Banyak referensi yang menyarankan untuk mempersiapkan dana darurat dengan nominal 6x kebutuhan rata-rata bulanan. Jadi, misalnya kamu dan pasangan menghabiskan Rp2.500.000,00/bulan untuk makan, tempat tinggal, maupun biaya lain, ini artinya kamu perlu menyiapkan Rp15.000.000,00 di tabungan terpisah.
Selama tidak ada hal yang bersifat emergency, alangkah baiknya untuk tetap mempertahankan nominal uang yang ada agar tetap siap.
Hindari menggunakan instrumen investasi seperti deposito, pasar uang, obligasi, saham, maupun bentuk reksadana untuk dana darurat. Sangat disarankan untuk membuat tabungan dana darurat menggunakan tabungan bank biasa karena sifatnya yang mudah dicairkan.
3. Membeli asuransi
Meski sifatnya opsional, mempersiapkan asuransi merupakan hal yang baik untuk dilakukan terutama jika kamu ada uang lebih setelah memenuhi kebutuhan, melunasi utang (jika ada), dan menabung untuk dana darurat.
Ada beberapa jenis asuransi yang bisa kamu beli. Misalnya asuransi kesehatan, asuransi pendidikan anak, serta asuransi jiwa. Sesuaikan saja pilihan asuransi dengan kebutuhan dan bujet yang tersedia.
Jika kamu masih memiliki kelebihan uang dalam jumlah yang cukup banyak, maka kamu bisa memilih jenis asuransi yang memberikan coverage yang baik. Biasanya, premi yang ditawarkan mahal. Tetapi, benefit yang bisa kamu peroleh pun juga lebih besar.
4. Melakukan investasi
Ada berbagai bentuk investasi yang bisa kamu lakukan. Misalnya seperti melakukan investasi properti, investasi saham, investasi reksadana, maupun investasi logam mulia.
Sebelum melakukan investasi jenis apa pun, pastikan untuk mengetahui risiko dari masing-masing jenis investasi. Pastikan juga untuk selalu berhati-hati dalam berinvestasi agar tidak terjadi kerugian dalam jumlah besar.
Selain membeli produk-produk investasi, kamu juga bisa melakukan investasi dengan cara membuat passive income. Cara yang bisa kamu lakukan bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan membuka usaha.
Dalam melakukan investasi, pastikan bahwa uang yang kamu gunakan bukanlah uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Biasanya, ahli merujuknya dengan sebutan ‘uang dingin’. Maknanya, uang yang kamu gunakan untuk investasi bukanlah uang yang akan kamu gunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun tabungan darurat. Bukan juga berasal dari pinjaman.
Uang yang kamu gunakan untuk investasi haruslah uang yang tidak terikat lagi dengan kebutuhan apa pun. Uang untuk investasi haruslah uang yang jika hilang karena kamu mengalami kerugian, kehidupan sehari-hari tidak terdampak karenanya.
Itulah tips mengenai cara mengatur keuangan sebelum dan setelah menikah dan pos-pos apa saja yang perlu diperhatikan saat mengatur alokasi dana. Sebelum menikah, pastikan kamu membicarakan hal-hal ini dengan pasangan. Dengan demikian, baik kamu dan pasangan tahu seperti apa mengatur keuangan setelah menikah.
Selain mempelajari cara mengatur keuangan, sepakati juga bagaimana mengatur tabungan. Apakah setelah menikah tabungan akan dijadikan satu? Atau apakah tabungan istri dan suami dipisah? Menyepakati hal ini sebelum menikah bisa membantu menghindari perdebatan terkait keuangan setelah menikah nanti.
Kejujuran dan keterbukaan mengenai kondisi finansial masing-masing juga menjadi hal penting ketika berbicara terkait keuangan sebelum maupun sesudah menikah. Dengan dua hal ini ditambah menerapkan cara mengatur keuangan yang baik, kamu dan pasangan bisa menghindari permasalahan ketika menjalani hidup rumah tangga nantinya.