Bagaimana kondisi perekonomian global akhir-akhir ini? Sejak pandemi Covid-19 di tahun 2020 hingga pertengahan 2021, dunia telah dicoba dengan berbagai masalah. Meskipun akhirnya kita telah berada di masa endemi virus tersebut, nampaknya kita masih akan harus menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Bahkan, sejak September 2023, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah memperingatkan kita untuk mewaspadai kemungkinan ini. Menurut Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK, kondisi ini bisa meningkatkan sentimen akan risiko likuiditas maupun risiko pasar.
Sekilas Tentang Ketidakpastian Ekonomi Global 2023
Bahkan sebelum 2023 pun, Bank Dunia telah meramalkan ketidakpastian ekonomi global. Menurut laporan Kementerian Keuangan, prediksi tersebut pun didukung oleh beberapa indikasi yang sudah terlihat sebelumnya. Salah satunya adalah kenaikan suku bunga acuan yang agresif oleh berbagai bank sentral di berbagai negara. Tujuannya tentu saja untuk menekan laju inflasi.
Per November 2022, inflasi di Indonesia sudah naik hampir 6% hingga akhir tahun tersebut. Berbagai isu selain pandemi Covid-19 juga menjadi pengaruh besar bagi kestabilan ekonomi secara negatif. Beberapa isu tersebut termasuk ketidakstabilan politik dan iklim. Mau tidak mau, keduanya juga ikut andil dalam mengganggu pergerakan ekonomi di negara mana pun.
Singkatnya, ketidakstabilan ekonomi global dapat mempengaruhi produktifitas hingga daya beli masyarakat. Hal ini kemudian dapat memperbanyak jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan dan di bawahnya.
Isu Ketidakstabilan Politik dan Iklim yang Mempengaruhi Ekonomi Global
Sebelum Gaza, Palestina, bergolak kembali di bulan Oktober 2023, kita sudah tahu Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022 lalu. Bagai efek domino, perang ini berhasil menghilangkan PDB global hingga 2,8 trilyun dolar Amerika. Tidak hanya itu, Perang Rusia-Ukraina mengusik rantai pasokan global.
Krisis pangan dan energi pun terjadi. Salah satunya adalah kenaikan harga gandum sebagai salah satu bahan makanan pokok. Bila gandum semakin sulit diperoleh, maka hal ini akan berdampak sangat serius pada berbagai bisnis makanan, termasuk makanan cepat saji. Misalnya: toko roti, restoran mi serta pasta. Bahkan, banyak juga jenis makanan lain yang setidaknya membutuhkan gandum.
Karena itulah, laju inflasi semakin cepat dan tinggi. Ketidakstabilan politik ditambah dengan adanya agresi militer Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Israel pun membalas lebih sengit, hingga praktis meluluhlantakkan Gaza. Berpuluh ribuan korban melayang.
Pembantaian tanpa henti di Gaza, Palestina, juga memunculkan aksi boikot terhadap produk-produk yang dianggap mendukung tindakan zionis Israel. Hal ini pun menambah ketidakpastian ekonomi global. Pemboikotan secara global dapat berujung kerugian finansial bagi usaha yang terdampak.
Beberapa brand produk yang disinyalir mendukung zionis Israel mulai mengalami penurunan nilai saham. Bahkan, penjualan mereka tidak sefantastis sebelum 7 Oktober 2023.
Di Indonesia sendiri, tahun politik 2024 juga disinyalir sebagai salah satu elemen ketidakstabilan politik. Ada kekhawatiran bahwa ini akan mempengaruhi ketidakstabilan ekonomi dalam negeri. Harga-harga bahan pangan dalam negeri juga diprediksi akan mudah naik menjelang pemilihan presiden pada tahun 2024 nanti.
Untung meminimalisir dampak negatif dari ketidakstabilan ekonomi global, banyak yang harus dilakukan.
Strategi Bisnis dan Pasar Keuangan Dalam Ketidakpastian Ekonomi Global
Jadi, bagaimana strategi bisnis dan pasar keuangan dalam ketidakpastian ekonomi global?
Pertemuan kedua tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral pada April 2022 telah membahas hal ini. Perang Rusia dan Ukraina tentu telah menahan pemulihan ekonomi yang tengah berjalan pasca-pandemi Covid-19.
Mau tidak mau, semua pihak dalam bisnis dan pasar keuangan harus menyesuaikan diri dan bersiap-siap menghadapi ketidakstabilan ekonomi. Salah satunya adalah menurunkan permintaan global dan lebih memilih menggunakan produk dalam negeri masing-masing. Cara ini dapat sedikit mengurangi beban biaya produksi, termasuk biaya pengiriman.
Selanjutnya adalah dengan terus menggerakkan perekonomian nasional. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, bila resesi ekonomi global berikutnya sungguh-sungguh akan terjadi, Indonesia akan kembali dihantam krisis yang lebih berat lagi. Untuk itu, fokus pemerintah Indonesia saat ini adalah mendukung investasi infrastruktur berkelanjutan.
Namun, tentu saja pemerintah tidak bisa berjalan sendirian dalam hal ini. Kesenjangan pembiayaan infrastruktur, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, merupakan masalah serius. Untuk itu, pemerintah Indonesia harus bekerja sama dengan pihak swasta, Bank Pembangunan Nasional dan Internasional.
Tren keuangan pada 2023 terkait dengan revolusi keuangan digital. Teknologi kripto atau blockchain semakin mendapat perhatian di dunia bisnis. Beberapa perusahaan besar telah mengintegrasikan kripto ke dalam operasi mereka. Karena masih termasuk relatif baru dan unik di Indonesia, strategi ini dapat meningkatkan efisiensi serta keamanan, baik berupa transfer aset, logistik, hingga rantai pasokan.
Tentu saja, mengingat industri kripto belum memiliki aturan yang jelas dan universal untuk banyak negara, pelaku bisnis harus hati-hati saat mengaplikasikan strategi ini. Jangan sampai terjadi penipuan, yang membuat banyak orang semakin rentan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.