Ramadan dan Tradisi Berbagi
Manajemen keuangan saat bulan Ramadan sangat diperlukan. Pasalnya, bulan suci umat muslim ini identik dengan bulan penuh keberkahan dan berbagi. Di berbagai penjuru dunia, bulan Ramadan juga sering disemarakkan dengan tradisi berbagi takjil. Saat Ramadan juga banyak orang yang dengan penuh keikhlasan membagikan makanan berbuka puasa bagi pengendara di jalan, maupun orang-orang yang berkunjung ke masjid.
Tradisi berbagi di saat Ramadan tidak hanya terbatas berbagi makanan takjil, tetapi juga berbagi zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi semua umat muslim yang mampu untuk membantu meringankan beban kaum duafa dan fakir miskin. Sedangkan zakat mal merupakan zakat yang wajib dikeluarkan umat muslim jika hartanya mencapai nisab dan haul (Baznas, 2021).
Tradisi berbagi lainnya yaitu santunan anak yatim. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan mengundang anak yatim dan/atau piatu ke masjid. Ada juga yang mendatangi mereka di panti asuhan, lalu memberikan santunan dan bingkisan. Kegiatan semacam ini menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan antarsesama umat manusia.
Beragam tradisi berbagi saat Ramadan dapat memberikan beragam manfaat seperti mempererat silaturahmi dan persaudaraan, menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT, dan mengingatkan bahwa kebahagiaan dapat kita dapatkan dengan berbagi kepada sesama (Badan Wakaf Indonesia, 2023).
Berikut beberapa tradisi Ramadan yang ada di Indonesia:
- Berbagi takjil: membagi makanan berbuka puasa untuk musafir atau masyarakat sekitar yang ke masjid.
- Buka puasa bersama (Bukber): buka puasa bersama teman, sahabat, atau tetangga.
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal: membantu meringankan kaum duafa dan fakir miskin.
- Santunan anak yatim: berbagi kebahagiaan dengan memberikan bingkisan atau santunan kepada anak yatim dan piatu.
- Penggalangan dana online: menggalang dana atau bersedekah melalui platform online bagi mereka yang membutuhkan.
Pengeluaran saat Ramadan
Selain beragam pengeluaran untuk ibadah, masih banyak pengeluaran lain saat Ramadan yang perlu diperhitungkan. Undangan untuk bukber atau buka bareng teman merupakan salah satu pengeluaran tidak terduga yang perlu diatur.
Pengeluaran lain yaitu persiapan menyambut hari raya idul fitri. Biasanya, orang-orang akan berbondong-bondong membeli baju baru, mempersiapkan aneka hidangan untuk tamu, mempercantik rumah untuk menyambut tamu dan saudara yang datang, bahkan ada yang membeli atau menyewa kendaraan untuk keperluan mudik.
Karena pengeluaran saat Ramadan begitu banyak, kamu sebaiknya memprioritaskan kebutuhan mana yang perlu diutamakan dan melakukan manajemen keuangan dengan bijak.
Pentingnya Manajemen Keuangan saat Ramadan
Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah dan ampunan, tidak heran jika banyak orang yang merayakannya dengan tadarus, berzakat, bersedekah dan buka bersama, berkumpul bersama keluarga dan sahabat untuk menikmati aneka makanan yang lezat.
Namun, dibalik momen spesial Ramadan, ada kerawanan finansial yang patut diwaspadai saat Ramadan. Godaan untuk membeli pakaian baru, makanan yang enak dan berlimpah untuk berbuka, serta keinginan lainnya membuat pengeluaran menjadi melonjak.
Saat ramadan, selain keinginan untuk membeli barang-barang konsumtif lebih tinggi, keinginan untuk bersedekah juga lebih tinggi daripada waktu lainnya. Hal ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi kebocoran finansial yaitu pengeluaran melebihi pendapatan, atau bahkan menggerus tabungan.
Tips Manajemen Keuangan saat Ramadan
Tips manajemen keuangan saat Ramadan agar kondisi keuangan tetap aman antara lain:
1. Membuat Rencana Anggaran yang Realistis
Langkah awal manajemen keuangan saat Ramadan yaitu membuat rencana anggaran yang realistis. Catat semua kebutuhan dan kemungkinan pengeluaran selama bulan Ramadan seperti buka puasa bersama atau tradisi mudik. Susun daftar prioritas kebutuhan, dan jangan lupa sisihkan sebagian untuk bersedekah.
Menurut ahli ekonomi, secara garis besar kamu bisa mengatur keuangan menjadi 4 bagian. Bagian pertama yaitu bagian konsumsi sebesar 30%, bagian kedua 30% untuk membayar angsuran atau kewajiban yang harus dibayar, bagian ketiga 30% untuk tabungan dan investasi, sedangkan bagian keempat adalah bersedekah sebesar 10%.
2. Mengutamakan Kebutuhan Dibanding Keinginan
Berpuasa saat Ramadan bertujuan untuk mengendalikan hawa nafsu. Bukan hanya hawa nafsu untuk makan dan minum, tetapi juga keinginan untuk berbelanja di luar kebutuhan utama. Oleh karena itu, buat daftar prioritas kebutuhan agar kamu tidak tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu, seperti baju baru, gadget baru, perabotan baru dan lainnya.
3. Masak di Rumah untuk Menghemat
Memasak di rumah merupakan salah satu cara menghemat pengeluaran saat Ramadan. Meskipun agak merepotkan dibanding beli, memasak jauh lebih hemat. Jika kamu tidak jago memasak, tenang saja, di era digital seperti saat ini kamu bisa belajar aneka menu masakan di youtube, instagram, facebook, cookpad, atau aplikasi lainnya.
4. Buat Food Preparation untuk Berbuka dan Sahur
Untuk memaksimalkan bujet memasak di rumah dan tidak membuang-buang bahan masakan, maka kamu bisa membuat food preparation untuk menu berbuka dan sahur selama seminggu. Food preparation tidak hanya membantu menghemat bujet pengeluaran, namun juga praktis dan memudahkan kamu untuk menyajikan masakan dengan cepat.
5. Manfaatkan Promo dan Diskon
Saat Ramadan dan menjelang idul fitri banyak promo dan diskon yang ditawarkan oleh supermarket atau pusat perbelanjaan. Manfaatkan hal ini untuk berbelanja barang-barang yang kamu butuhkan, namun ingat jangan sampai diskon atau promo yang ditawarkan justru membuatmu berbelanja barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tetaplah konsisten dengan rencana anggaran yang sudah kamu buat di awal, agar keuangan tetap aman.
6. Bijak Berbagi, Hindari Berhutang
Bulan suci Ramadan memang identik dengan bulan berbagi yang penuh keberkahan dan ampunan. Sisihkan sebagian hartamu untuk zakat dan sedekah. Zakat fitrah merupakan zakat wajib bagi muslim yang mampu sebanyak 2,5 kilogram beras, sedangkan zakat mal hanya untuk muslim yang hartanya telah mencapai nisab dan haul. Sementara sedekah tidak ditentukan besarannya, sesuai keikhlasan masing-masing. Oleh karena itu, bersedekahlah sesuai dengan kemampuan, jangan sampai berhutang.
7. Catat Pengeluaran dan Evaluasi Keuangan
Buat catatan pengeluaran harian, untuk mengetahui seberapa besar uang yang sudah dikeluarkan. Hal ini cukup membantu kamu mengerem pengeluaran saat dirasa pengeluaran sudah cukup banyak. Jika kamu kesulitan mencatat secara manual, kamu bisa menggunakan aplikasi pencatatan keuangan yang mudah dan praktis.
Selain mencatat pengeluaran dan pemasukan secara teratur, jangan lupa melakukan evaluasi keuangan agar tetap sesuai rencana. Jangan lupa mendiskusikan pengaturan keuangan bersama keluarga agar tercapai kesepakatan bersama dan tetap mendapatkan keberkahan Ramadan.
Dengan mengikuti tips manajemen keuangan di atas, kamu dapat memaksimalkan bulan Ramadan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT tanpa terbebani masalah keuangan. Hal penting yang harus diingat, Ramadan bukan bulan untuk berlomba-lomba dalam hal pengeluaran, melainkan untuk meningkatkan keimanan dan mempererat silaturahmi.