Kini, nyaris semua transaksi sudah dilakukan secara digital. Misalnya: saat berbelanja hingga memesan makanan untuk diantar ke rumah. Bahkan, industri perbankan termasuk yang terdepan soal ini karena perbankan digital erat dengan penggunaan aplikasi fintech (financial technology).
Sekilas Mengenai Perbankan Digital
Perbankan digital sendiri merupakan layanan perbankan yang memanfaatkan sistem elektronik atau digital. Layanan ini bisa melalui fasilitas bank, calon nasabah, atau yang sudah resmi jadi nasabah bank tersebut. Prosesnya berlangsung secara mandiri serta otomatis.
Layanan ini dapat diakses oleh nasabah bank setiap saat, terutama bila mempunyai ponsel dan aplikasi fintech bank tersebut. Selama koneksi internet tersedia, kuat, dan aman, maka nasabah dapat mengakses layanan ini.
Perbankan digital dapat membantu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. Misalnya: pembuatan rekening, registrasi akun, pembayaran, transaksi e-commerce, investasi, pengajuan pinjaman, sampai pengelolaan keuangan.
Faktor-faktor Pendukung Bank Digital:
Bank digital hadir terutama berkat faktor-faktor pendukung di bawah ini:
- Konsumen dengan perubahan ekspektasi
Dengan makin berkembangnya teknologi, ekspektasi konsumen terhadap bank pun berubah. Ekspektasi mereka termasuk kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi secara digital.
- Makin banyaknya pengguna internet dan perangkat mobile
Bila dahulu masih banyak yang harus ke bank dan berkomunikasi dengan teller, kini banyak yang memilih bertransaksi secara online. Pengguna internet dan perangkat digital makin banyak, terutama di kota-kota besar. Coba, siapa yang hari begini belum punya laptop, ponsel, maupun tablet sendiri?
Hingga saat ini, terdapat setidaknya sekitar 88 penyelenggara IKD (Inovasi Keuangan Digital). Pastinya, hal ini makin memudahkan kamu saat hendak bertransaksi di bank, tetapi sedang banyak kesibukan lain.
- Makin berkembangnya aplikasi dan platform, baik untuk versi website maupun mobile
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perkembangan aplikasi dan platform digital makin mempermudah transaksi perbankan secara online. Tidak hanya itu, kini, sudah makin lazim bagi orang bertransaksi digital untuk banyak keperluan, seperti layanan transportasi daring, pesan-antar makanan secara daring, hingga memesan tiket perjalanan dan kamar penginapan.
Bahkan, banyak e-commerce yang menawarkan platform pembayaran digital milik mereka sendiri. Jadi, transaksi saat berbelanja online tak perlu lagi ribet, seperti pindah-pindah dari platform pembeli ke bank digital.
- Beralihnya model bisnis tradisional atau konvensional ke digital
Mungkin masih ada bisnis yang mempertahankan model tradisional atau konvensional. Namun, untuk menggaet calon nasabah atau pelanggan baru (terutama yang tumbuh di era digital), mau tidak mau mereka harus beradaptasi.
Bila daftar nasabah mereka bertambah (termasuk yang lebih memilih perangkat digital untuk bertransaksi), maka akan makin banyak segmen masyarakat yang diraih. Bahkan, bisa saja nasabah bertransaksi saat tengah berada di luar negeri.
Perkembangan dan Tantangan Bank Digital
Perbankan digital telah mengalami berbagai perkembangan, seperti:
- Layanan perbankan inovatif
Contoh: pembukaan rekening secara online, transaksi mobile banking, layanan investasi, hingga pinjaman digital.
- Kerja sama dengan fintech
Untuk makin mempermudah transaksi digital, banyak bank di Indonesia yang telah bekerjasama dengan fintech. Contoh: toko online atau layanan transportasi daring yang aplikasinya bersinergi dengan bank.
- Regulasi suportif
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah mengeluarkan regulasi suportif akan berkembangnya perbankan digital. Regulasi termasuk: izin, pengawasan, serta perlindungan konsumen agar sektor perbankan tetap stabil dan inklusi keuangan naik.
- Penetrasi pembayaran digital
Kini, banyak orang yang memilih pembayaran digital, baik dengan kartu debit, kartu kredit, maupun dompet digital atau aplikasi keuangan. Karena itulah, layanan perbankan berpacu mengembangkan layanan digital demi kemudahan transaksi.
- Edukasi serta literasi keuangan digital
Saat ini, sudah banyak artikel konten edukasi atau literasi keuangan digital yang mudah dimengerti awam. Sebagai bagian dari sosialisasi pentingnya literasi keuangan, bank dan pemerintah terus mengedukasi masyarakat dengan cara ini.
Lalu, apa sajakah tantangan bank digital?
- Data-data yang mudah bocor
Sayangnya, perbankan digital juga mempunyai kelemahan ini. Agar data-data tidak mudah bocor, bank harus giat mengatur perlindungan, pencegahan, hingga cara menangani kebocoran data pribadi nasabah.
- Risiko strategi investasi IT
Waspada saat memilih perangkat keras dan lunak pihak ketiga. Salah pilih bisa berakibat kebocoran data, phising, dan isu sekuritas digital lainnya.
- Serangan siber
Jangan hanya nasabah yang disarankan untuk memasang penghalang serangan siber, seperti firewall contohnya. Pihak bank digital juga harus maksimal dalam melindungi platform mereka dari serangan siber.
- SDM yang kurang mendukung
Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus dipersiapkan demi mengoperasikan perbankan digital. Contoh: bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan dengan keterampilan digital.
- Isu infrastruktur jaringan komunikasi
Jaringan komunikasi yang baik adalah yang lancar sehingga mempercepat transformasi digital. Untuk itu, pastikan infrastruktur jaringan komunikasi dalam kondisi prima.
Kesimpulan
Hadirnya teknologi digital telah merevolusi industri perbankan dalam melayani nasabah serta kebutuhan bisnis masa kini. Dengan layanan yang lebih cepat dan nyaman, perbankan digital telah membantu banyak nasabah mengurus transaksi keuangan secara lebih ringkas. Meski sedang banyak kesibukan, urusan keuangan bisa cepat selesai secara digital.Tentu saja, selama tingkat keamanan digital juga maksimal. Beginilah masa depan perbankan digital.