Kalau Anda rajin membaca berita selama beberapa bulan terakhir, Anda kemungkinan tahu bahwa kata “resesi” adalah salah satu kata yang paling banyak muncul dalam berita-berita ekonomi. Perkembangan ekonomi global yang sedang lesu pada tahun 2022 ini mendorong banyak orang menjadi berpikir bahwa tidak hanya perekonomian global saja, tetapi perekonomian Indonesia juga akan mengalami kelesuan.
Resesi dan Perkembangan Ekonomi
Pada umumnya, tanda dari menurunnya ekonomi sebuah negara adalah terjadinya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah yang cukup banyak, menurunnya performa kinerja investasi, dan juga makin menurunnya daya beli masyarakat karena mereka terpaksa harus menghemat uang supaya tetap bisa bertahan hidup di tengah kondisi semacam ini.
Pandemi COVID-19, sebagai contohnya, merupakan salah satu penyebab mengapa perekonomian beberapa negara terus mengalami kelesuan. Meskipun tindakan serius telah diambil untuk meminimalisir kerugian ekonomi akibat pandemi tersebut, dampak negatifnya tetap ada bagi industri ekonomi.
Akibat kemerosotan ekonomi ini, sebagian orang jadi berpikir bahwa mereka lebih baik menunggu untuk berinvestasi ketika perekonomian sudah bergairah kembali.
Cara Melakukan Investasi
Nyatanya, kita tetap bisa melakukan investasi saat resesi supaya kita tetap bisa mendapatkan keuntungan. Apa saja langkahnya?
Gunakan uang tunai
Dalam kondisi ekonomi seperti ini, kita bisa mulai berinvestasi dengan cara menyiapkan sejumlah uang tunai. Menurut Michelle Griffith, Penasihat Kekayaan di Citi Global Wealth, orang-orang yang ingin berinvestasi sebaiknya menyiapkan sejumlah cadangan uang tunai supaya mereka bisa menghadapi kemungkinan apabila PHK terjadi dan juga berkurangnya jumlah uang dalam bentuk digital.
Dalam hal ini, menurut Michelle, menyimpan sejumlah uang tunai ini bisa menjamin keamanan keuangan Anda melalui cara alternatif seperti reksadana pasar uang.
Beli aset jangka panjang berkualitas
Kondisi ekonomi sedang merosot, kita harus bisa mencari aset-aset jangka panjang yang berkualitas supaya portofolio investasi kita tetap bisa terlindungi dan menghasilkan keuntungan.
Di sini, kita juga bisa berinvestasi di perusahaan yang memiliki pendapatan berulang yang tinggi, seperti perusahaan yang berjualan layanan tertentu yang ternyata nilainya bisa relatif stabil bahkan ketika ekonomi sedang merosot.
Beli saham defensif
Beberapa contoh saham seperti saham utilitas adalah contoh saham yang banyak menghasilkan keuntungan ketika keadaan ekonomi menguat, sedangkan saham defensif bisa membantu portofolio investasi kita tetap terjaga ketika keadaan ekonomi melesu.
Di sini, kita bisa berinvestasi di perusahaan yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari, seperti makanan, minuman, dan listrik karena perusahaan di industri ini relatif bisa tahan kondisi ekonomi yang sedang merosot.
Tentukan investasi saham dividen
Untuk melindungi portofolio investasi selama masa-masa resesi, Anda sebaiknya menggunakan saham dividen supaya portofolio investasi tetap berfungsi. Apa perlunya mempertimbangkan menggunakan saham dividen?
Alasannya adalah ketika harga saham sebuah perusahaan sedang mengalami penurunan, perusahaan itu akan tetap berusaha untuk membayar dividen ke semua pihak yang terlibat sehingga saham dalam bentuk ini relatif tidak akan terganggu prosesnya.
Investasi di dana darurat
Untuk memastikan kondisi keuangan kita tetap aman, pastikan juga Anda memiliki dana darurat supaya investasi Anda tidak akan terganggu selama kondisi ekonomi seperti ini. Adapun beberapa contoh dana darurat yang bisa kita gunakan adalah reksadana pasar uang, emas, SBN Ritel Tradable, dan sebagainya.
Jumlah keuntungan yang bisa dihasilkan dari ketiga investasi ini relatif kebal terhadap kondisi ekonomi yang sedang lesu sehingga Anda sebaiknya menggunakan ketiga contoh dana darurat ini supaya investasi Anda tetap aman.
Investasi di tempat yang aman
Poin terakhir dan tidak kalah penting adalah untuk mencari tempat investasi yang aman supaya investasi kita bisa tetap terus mengalir tanpa hambatan. Selain dana darurat, contoh investasi di tempat yang aman adalah seperti di investasi properti, surat berharga nasional, dan obligasi.
Dengan memiliki surat utang yang bisa diperjualbelikan selama lesunya ekonomi dan properti yang harganya bisa meningkat ketika resesi, Anda tetap bisa memperluas portofolio investasi bahkan ketika kondisi ekonomi semacam ini.Pada kesimpulannya, dengan melakukan langkah-langkah di atas, kita tetap bisa melakukan investasi bahkan ketika resesi diperkirakan akan berlangsung pada tahun 2023 mendatang.