Data pelanggan bukanlah hal yang boleh diremehkan oleh setiap perusahaan. Baik dalam bidang B2B (Business-to-Business) ataupun B2C (Business-to-Consumer), data konsumen menjadi hal vital yang digunakan untuk riset personalisasi pemasaran.
Ketika CEO dari Janrain, Larry Drebes, melakukan studi terhadap pengalaman konsumen daring, ia mendapatkan jawaban bahwa konten yang relevan dengan data-data pelanggan akan lebih menarik perhatian konsumen. Terlebih, sejak beberapa dekade yang lalu, kita sudah mengetahui bahwa isi surel yang terpersonalisasi lebih disukai oleh penerima pesan daripada isi surel yang umum.
Dalam artikel berikut, kamu akan diajak mengetahui pentingnya penggunaan data pelanggan untuk menciptakan pemasaran yang terpersonalisasi beserta tips-tipsnya. Mari simak dengan saksama!
Pentingnya Penggunaan Data Pelanggan dalam Personalisasi Pemasaran Bisnis
Berikut kami sajikan berbagai alasan berbasis data yang menunjukkan betapa pentingnya data konsumen untuk pemasaran perusahaan yang terpersonalisasi.
Manfaat dan Tantangan Personalisasi dalam Pemasaran
- Menurut HubSpot, lebih dari 20 persen pemasar mengatakan bahwa personalisasi untuk pemasaran bisa meningkatkan engagement surel.
- Dikemukakan Evergage, 99 persen pemasar mengatakan bahwa personalisasi membantu meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Kemudian, 78 persen di antaranya mengeklaim bahwa efeknya sangat kuat.
- Dilansir oleh Epsilon, 80 persen konsumen lebih memilih membeli di merek yang menawarkan pengalaman terpersonalisasi.
- Menurut Experian, 40 persen pemasar menyatakan bahwa tantangan terbesar personalisasi adalah mengaitkan data yang berhubungan dengan teknologi. Sementara itu, 34 persen mengaku kesulitan dengan kualitas data yang buruk.
Data Preferensi Konsumen Bermanfaat untuk Mempersonalisasi Pemasaran
- Dilansir oleh Accenture, 45 persen konsumen mengatakan bahwa taktik personalisasi terkeren yang pernah mereka lihat adalah ketika perusahaan meminta maaf atas pengalaman berbelanja yang buruk.
- Menurut Evergage, 9 persen pemasar menyatakan bahwa pelanggan maupun calon pelanggan mengharapkan pengalaman terpersonalisasi.
- Dikemukakan oleh Adobe, 82 persen konsumen lebih nyaman dengan konten pemasaran di ponsel pintar, sedangkan sebanyak 62 persen lebih mengutamakan konten pemasaran di komputer.
- Menurut Adobe, sebanyak 67 persen konsumen mementingkan merek yang menyesuaikan konten secara otomatis berdasarkan konteks. Sementara itu, saat merek tidak langsung melakukan penyesuaian, sebanyak 42 persen konsumen merasa terganggu dengan konten yang tidak terpersonalisasi.
Penggunaan Preferensi Privasi Data Penting untuk Personalisasi Pemasaran
- Sebanyak 83 persen konsumen memilih untuk menukarkan data agar memperoleh pengalaman terpersonalisasi, seperti yang dinyatakan Accenture.
- Dalam survei Accenture, konsumen mengatakan bahwa taktik personalisasi pemasaran yang paling “menakutkan” adalah pengiriman pesan atau notifikasi ketika seseorang berjalan melewati suatu toko dari merek tertentu. Selain itu, konsumen juga berpendapat bahwa iklan yang diluncurkan di media sosial setelah mereka berselancar di situs web merek adalah hal yang menyeramkan.
Konsumen Lebih Nyaman Mengetahui Cara Perusahaan Menggunakan Data-Data Mereka
- Menurut Adobe atau eConsultancy, sebanyak 42 persen pemasar tersurvei mengeklaim bahwa mereka menggunakan data anonim.
- Sebanyak 57 persen konsumen mau memberikan informasi personal mereka di sebuah situs web asalkan menguntukan mereka dan digunakan secara bijak oleh perusahaan, sesuai lansiran Janrain.
- Dilansir oleh Jiwire, sebanyak 62 persen orang dewasa di bawah usia 34 tahun mau membagikan lokasi mereka untuk mendapatkan konten yang relevan.
- Berdasarkan info dari Janrain, 77 persen konsumen lebih memercayai bisnis bila mereka menjelaskan cara data konsumen dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman daring.
Bagaimana Perusahaan Menggunakan Data Pelanggan untuk Menjalankan Kampanye Terpersonalisasi?
Inilah beberapa cara perusahaan menggunakan data pelanggan untuk personalisasi pemasaran!
1. Menggunakan data untuk meningkatkan pengalaman pelanggan
Pertama-tama, pemasar perlu memutuskan jenis data yang akan digunakan. Beberapa tipe data yang bisa meningkatkan pengalaman pelanggan, antara lain, data demografis, firmografis, perilaku, serta kontekstual. Setelah mendapatkan data-data yang pas, barulah pemasar bisa melakukan tindakan lebih lanjut.
2. Memakai data untuk mengirimkan surel terpersonalisasi
Pelanggan sangat menyukai surel yang dikirim secara personal. Ketika sudah memperoleh data-data pelanggan, perusahaan akan menerapkan langkah-langkah seperti menyebutkan nama depan calon pelanggan, menuliskan kalimat yang manusiawi dalam berkomunikasi, serta menuliskan konten yang diperkirakan dapat menyelesaikan pengalaman pelanggan.
3. Menggunakan data untuk mengobrol dengan calon pelanggan secara real time
Sekarang, live chat bukan lagi hal asing dalam pemasaran bisnis. Biasanya, staf pelayanan pelanggan akan menanyakan data-data calon pelanggan untuk memberikan solusi saat live chat. Setelah memberikan solusi, pemasar bisa menyisipkan kalimat promosi secara halus berdasarkan data pelanggan untuk menarik minat.
4. Memakai data pelanggan untuk melakukan tindak lanjut (follow-up) terpersonalisasi
Pelanggan yang berkunjung dan tidak pernah kembali bukanlah sesuatu yang jarang. Nah, untuk membuat pelanggan seperti ini kembali, pemasar bisa menggunakan data-data untuk melakukan tindak lanjut terpersonalisasi. Contohnya, menyebutkan produk yang membuat mereka tertarik atau mencoba membantu pelanggan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Nah, sudah paham betapa pentingnya penggunaan data pelanggan untuk personalisasi pemasaran? Jika sudah, saatnya kamu memanfaatkan data konsumen untuk kepentingan perusahaan yang positif dengan mengikuti cara-cara yang telah dibahas di atas.
Semoga bisnismu lancar, ya!