Menurut EY Global Institutional Investor Survey Report 2021 lalu, 74% investor melakukan divestasi dari perusahaan dengan kinerja keberlanjutan yang buruk. Karena itulah, ide sustainable leadership (kepemimpinan keberlanjutan) yang baru mencuat. Apalagi, banyak isu lingkungan yang harus segera diatasi.
Beberapa isu lingkungan yang terkait adalah penggunaan energi tak terbarukan, perubahan iklim, dan mitigasi efek rumah kaca, dan masih banyak lagi. Pemimpin dari semua disiplin ilmu harus berkolaborasi untuk mengubah budaya perusahaan, mengembangkan solusi jangka panjang, serta berpikir kreatif.
Karena itulah, para pemimpin ini harus siap memperoleh keterampilan dan kompetensi baru.
Apa Itu Sustainable Leadership?
Sustainable leadership adalah kepemimpinan dalam organisasi yang peduli terhadap keberlangsungan dalam jangka panjang, terkait dengan bisnis maupun lingkungan tempat manusia hidup. Pendekatan ini mengakui kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh untuk membuat para pemimpin berkolaborasi demi perubahan dan transformasi.
Agar pendekatan ini berhasil, semua pemimpin yang terlibat harus menerima kenyataan bahwa dunia semakin kompleks. Hanya dengan cara ini mereka akan lebih mudah dalam beradaptasi. Mereka juga harus berpikir jangka panjang dan memandang manusia serta lingkungan sebagai bagian integral dari bisnis.
Dengan kata lain, para pemimpin berkelanjutan mempersiapkan organisasi untuk mencapai kesuksesan dan pertumbuhan. Mereka tidak hanya berpikir untuk saat ini, namun juga masa depan bagi generasi selanjutnya.
Alasan Sustainable Leadership Itu Penting
Isu perubahan iklim sudah bukan rumor lagi. Menurut Value Reporting Foundation, 68 dari 77 industri sudah terkena dampak negatif dari perubahan iklim. Prediksi menakutkan lainnya adalah bahwa bencana lingkungan akan terus mengganggu jaringan pasokan dunia dan menghambat akses terhadap pangan serta energi.
Itulah alasan pentingnya sustainable leadership. Kepemimpinan berkelanjutan juga penting karena pendekatan ini mulai menarik minat banyak pelaku dan pelanggan bisnis. Pelaku bisnis yang masih memilih bertahan dengan cara lama, yaitu tidak mencapai tujuan keberlanjutan, pastinya akan tertinggal.
Karena itulah, organisasi harus membangun mode operasi baru yang mendukung sistem bisnis, kemanusiaan, dan lingkungan global yang saling bergantung. Caranya adalah dengan membina para pengambil keputusan yang mempunyai kualitas pemimpin dengan pendekatan sustainable leadership.
Prinsip-prinsip Sustainable Leadership
Agar dapat berjalan dengan baik, sustainable leadership harus mengikuti prinsip-prinsip di bawah ini:
1. Berpola pikir yang berpusat pada ekologi secara sistemis dan berjangka panjang.
Pola pikir ‘ekosentris’ (atau berpusat pada ekologi atau lingkungan) terkait fakta bahwa manusia adalah komponen ekosistem global dan tidak terpisah dari lingkungan. Wawasan ini harus disosialisasikan pemimpin teratas (top leaders) kepada para profesional baru. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif perbuatan manusia terhadap lingkungan, termasuk yang untuk urusan bisnis sekalipun.
2. Membangun jaringan kepemimpinan lintas batas.
Dengan pendekatan sustainable leadership, para pemimpin membangun jaringan kepemimpinan lintas batas agar dapat saling bekerja sama dengan sesama pemimpin dari beragam peran. Project executives, pemikir, pakar materi ilmu, hingga penasihat terpercaya dapat berkolaborasi dalam satu tim.
Dengan mengkoordinasikan berbagai tindakan, memperkuat koneksi, dan mentransformasikan berbagai strategi utama, para pemimpin berkelanjutan dalam tim yang sama dapat menciptakan visi bersama untuk mencapai perubahan. Tentu saja, perubahan yang dituju lebih baik dan tidak melupakan pentingnya lingkungan.
3. Menjalankan pengaruh tanpa otoritas.
Kepemimpinan keberlanjutan hanya bisa berjalan dengan pengaruh, bukan otoritas kekuasaan. Para pemimpin keberlanjutan perlu menerapkan pengaruh mereka di seluruh dunia kepada kelompok masyarakat yang luas dan beragam. Berbagai kelompok ini mungkin tidak punya pengaruh atau wewenang yang luas.
Dengan pendekatan sustainable leadership, diharapkan para pemimpin ini dapat memberikan pengaruh mereka untuk menggerakkan karyawan untuk bekerja sama memajukan perusahaan. Mereka tidak lagi menggunakan otoritas formal seperti lazimnya banyak perusahaan di masa lalu.
4. Siap bekerja dengan kerumitan / kompleksitas.
Bila ingin pendekatan kepemimpinan berkelanjutan, pebisnis tidak bisa bersikap kaku dan hanya mengandalkan satu cara. Keterampilan inti bagi para pemimpin mencakup kemampuan membedakan berbagai tipe kepemimpinan dan memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Dengan kata lain, semua tergantung tantangan yang tengah dihadapi organisasi atau perusahaan.
5. Menyadari pentingnya memimpin diri sendiri.
Prinsip ini berupa prioritas akan kepemimpinan mandiri. Caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran diri akan nilai-nilai dan tujuan berkelanjutan. Ini merupakan komponen mendasar dalam pengembangan kepemimpinan berkelanjutan. Pemimpin dengan pendekatan ini tentu saja harus mulai dari kemampuan memimpin diri sendiri dahulu.
Bila sudah mampu memimpin diri sendiri, seperti punya inisiatif tingkat tinggi untuk segera melakukan segala sesuatu, maka mereka dapat menggunakan pengaruh kuat mereka untuk menggerakkan sesama. Bersama karyawan atau siapa pun yang terlibat dalam tim yang sama, mereka dapat menemukan tujuan dan nilai mereka.
Saat ini, pendekatan sustainable leadership mungkin masih menjadi ide yang utopis. Namun, dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya keberlangsungan lingkungan, gaya kepemimpinan ini akan semakin diminati.