Beberapa tahun belakangan ini, dunia terus mengalami kekacauan beruntun yang mengakibatkan krisis global. Sebut saja pandemi Covid-19 yang dimulai tahun 2020. Kemudian, saat pandemi berakhir dan semua mulai memulihkan diri, terjadi invasi Rusia ke Ukraina di tahun 2022.
Perang di Ukraina kala itu memberikan efek yang cukup besar seperti ketegangan geopolitik hingga melonjaknya harga pangan dan energi. Kondisi ini membuat rantai pasokan terganggu dan krisis global sulit diatasi. Lalu bagaimana tantangan dan peluang terhadap ekonomi atas krisis global ini?
Tantangan
Saat krisis terjadi, negara adalah pihak pertama yang terkena dampaknya. Contohnya, saat perang di Ukraina terjadi, negara-negara di Eropa kesulitan mendapat pasokan energi. Meskipun ini menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakatlah yang mendapat kesulitan terbanyak.
Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh masyarakat saat terjadi krisis global:
1. Mencari Income Tambahan
Krisis yang terjadi secara global selalu memberikan dampak negatif. Contohnya adalah saat Covid-19 lalu berhasil menghancurkan supply dan menekan demand. Sementara perubahan cuaca (ekstrem) dan gejolak geopolitik juga memengaruhi arus supply chain yang memicu naiknya harga berbagai komoditi.
Kenaikan harga barang ini tentu harus diimbangi dengan pendapatan yang lebih besar agar kehidupan sehari-hari dapat berjalan secara normal. Oleh sebab itu, setiap orang dituntut untuk mencari income tambahan di luar pekerjaan utama sehingga skill upgrade menjadi suatu hal penting untuk dilakukan.
2. Mempersiapkan Keuangan dengan Lebih Baik
Ekonomi menjadi salah satu sektor yang selalu terdampak akibat krisis global. Sejarah mencatat setidaknya ada 10 krisis yang membuat dunia hancur, sebut saja Great Depression di Amerika tahun 1930-an hingga Subprime Mortgage tahun 2008-2009. Krisis seperti ini tetap punya potensi untuk muncul di kemudian hari.
Oleh karena itu, kamu perlu mempersiapkan keuangan dengan lebih baik lagi. Salah satu caranya adalah menyiapkan dana darurat secara kontinu agar bisa digunakan saat kondisi seperti krisis terjadi. Kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi juga harus ditanamkan sejak dini sebagai fondasi untuk mengatur keuangan secara optimal.
3. Diversifikasi Aset
Investasi menjadi salah satu jalan yang banyak ditempuh orang untuk menyimpan dan mengembangkan dana. Namun, berinvestasi saja tidak cukup. Kamu perlu melakukan diversifikasi aset untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi saat krisis, seperti saham yang anjlok karena krisis global.
Pertama, kamu bisa memanfaatkan momentum ini untuk membeli saham bagus dengan harga murah. Kedua, kerugian yang mungkin kamu alami karena harga saham turun bisa di-cover dengan aset investasi lain ketika kamu melakukan diversifikasi portofolio sebelumnya.
Peluang
Tidak hanya soal tantangan yang perlu kamu hadapi, krisis secara global juga bisa memberikan peluang. Tentunya, peluang ini akan berbeda untuk masing-masing orang tergantung kondisi finansial sebelum terjadinya krisis. Namun, secara umum kamu bisa mendapatkan peluang ini ketika krisis global:
1. Memperbaiki Gaya Hidup
Krisis ekonomi global sering kali bisa membungkam banyak orang terkait gaya hidup yang dilakukan. Contohnya, jika selama ini kamu terbiasa untuk hidup mewah dengan cara belanja barang-barang branded, liburan ke luar negeri, hingga makan di luar terus-menerus, saat krisis terjadi, kebiasaan ini bisa berubah 180 derajat karena kondisi finansial terganggu.
Kamu bisa melihat dari sisi positif dan menggunakannya untuk mengubah gaya hidup. Salah satu contohnya dengan membawa bekal ke kantor. Perubahan gaya hidup ini bisa membantu memperbaiki kondisi finansial dan kesehatan, lho!
2. Mengurangi Utang
Selain menyimpan uang, beberapa orang memiliki kebiasaan untuk melakukan pinjaman demi memenuhi kebutuhannya. Jika utang produktif, kamu mungkin masih memiliki kesempatan untuk balik modal. Namun, utang konsumtif, seperti membeli gadget atau liburan, justru bisa membebani keuangan.
Saat krisis, kamu mendapat peluang untuk menghilangkan atau mengurangi kebiasaan berutang. Alasannya, kondisi finansial yang terganggu tentu tidak memungkinkan kamu untuk mengambil utang baru. Kalaupun kamu dalam kondisi membayar cicilan saat krisis, hal ini justru bisa menjadi pengingat bahwa utang adalah beban.
3. Menekan Pengeluaran
Krisis yang terjadi bisa membuat kamu kehilangan pekerjaan dan tidak mendapat pemasukan. Kondisi ini akan membuat kamu memutar otak dan mengotak-atik anggaran bulanan dan mencari celah agar uang yang ada cukup untuk kebutuhan primer. Satu hal yang pasti, hal ini bisa membantu kamu menekan pengeluaran.
Pos pengeluaran bulanan mungkin tidak bisa ditekan terlalu jauh. Namun, kamu bisa menghemat penggunaan listrik dan air untuk mengurangi tagihan. Selain itu, beberapa pengeluaran sekunder, seperti jajan di luar dan jalan-jalan, bisa ditekan dengan masak sendiri atau refreshing di dalam kota. Kamu bisa mencari pos mana yang sekiranya bisa dihindari terlebih dahulu.
Meskipun krisis global sering dikenal dengan dampak negatifnya, tetapi dari ulasan di atas kamu juga bisa menemukan peluang yang menguntungkan. Tentunya keuntungan seperti perubahan gaya hidup tidak memberikan dampak langsung. Namun, ke depannya, kamu akan terbiasa menjalani hidup dengan pengelolaan yang lebih baik dan teratur lagi.