Sejak Juni 2023, Presiden Joko Widodo sudah mencabut status pandemi COVID-19 dan kini Indonesia memasuki era endemi. Dua tahun lalu, tidak sedikit masyarakat harus berjuang melawan tidak hanya virus COVID, tapi juga kebutuhan ekonomi yang memburuk.
Banyak pelaku bisnis terpaksa gulung tikar karena usaha mereka tidak bisa lagi bertahan di tengah pandemi. Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan bahwa terjadi penurunan jumlah pelaku UMKM yang sangat signifikan. Bahkan, tercatat sudah ada lebih dari 7 juta pekerja UMKM yang kehilangan pekerjaan.
Salah satu sektor bisnis yang mengalami banyak kerugian adalah sektor pariwisata. Karena itulah, saat ini Indonesia tengah menghimpun kekuatan untuk mengembalikan kekuatan ekonomi pasca pandemi. Apa saja langkah yang tengah ditempuh pemerintah maupun masyarakat dan bagaimana tren pasar tenaga kerja saat ini?
Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi
Di tahun 2021, tercatat sudah ada sekitar 30 juta UMKM bangkrut akibat pandemi COVID-19. Padahal, di tahun 2019, UMKM memberikan kontribusi yang sangat tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu sebesar 60%.
Selain sektor pariwisata yang paling banyak mengalami kerugian, beberapa bisnis lain seperti agen travel, maskapai penerbangan, properti, wedding organizer, dan mall juga menghadapi krisis yang sama. Pada Februari 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sekitar 954,6 ribu penduduk usia kerja yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa menganggur. Mayoritas adalah pekerja usia 25-44 tahun.
Bersyukur, saat ini kondisi pandemi sudah kian membaik dan per Januari 2023, sudah ada 450 juta dosis vaksin COVID-19 yang diberikan ke masyarakat. Saat ini tantangan besar yang ada di depan adalah pemulihan ekonomi pasca pandemi. Salah satu upaya yang telah diambil pemerintah adalah dengan adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Terdapat enam kebijakan utama dalam program PEN. Kebijakan tersebut meliputi penanganan kesehatan, insentif bagi dunia usaha, pembiayaan korporasi, perlindungan sosial, dukungan untuk UMKM, serta program sektoral Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Selain program PEN, pemulihan ekonomi pasca pandemi juga dilakukan melalui perkuatan sektor-sektor strategis, yaitu diantaranya sektor pertanian, serta peningkatan investasi di sektor bisnis yang dinilai memiliki pertumbuhan tinggi, seperti sektor pariwisata digital dan sektor energi baru dan terbarukan.
Lebih lanjut, pemerintah berupaya memperkuat ekonomi pasca pandemi dengan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama ini, terutama di bidang investasi, perdagangan, dan teknologi, diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Tren Pasar Tenaga Kerja Saat Ini
Nah, bagaimana dengan tren pasar tenaga kerja pasca pandemi? Perusahaan saat ini mengikuti tren pasar tenaga kerja agar mampu merekrut pekerja yang kompeten dan bertalenta, serta mampu memberikan work-life balances. Jadi, apa saja tren pasar tenaga kerja di era ekonomi pasca pandemi?
1. Lintas Generasi
Tren yang pertama adalah generational differences, yaitu merekrut karyawan dari berbagai generasi, misalnya generasi milenial, generasi Z, generasi X, atau baby boomer. Perusahaan percaya bahwa tiap generasi bisa memberikan value yang unik dan berbeda.
2. Keanekaragaman Pendidikan
Ya, sekarang ini perbandingan antara pendidikan vs pengalaman menjadi topik hangat. Lulusan perguruan tinggi memang bisa menjadi aset berharga, namun pekerja dengan pengalaman kerja dinilai lebih memiliki kemampuan dan keahlian.
3. Perekrutan Skala Global
Masyarakat Indonesia sekarang ini harus siap bersaing dengan pekerja bukan hanya dari dalam negeri, melainkan luar negeri. Berkat teknologi saat ini, tren cultural consideration kian populer.
4. Jam Kerja Fleksibel
Selama tidak mengurangi jam kerja, tidak sedikit perusahaan memberikan karyawan kebebasan untuk menyesuaikan waktu bekerja mereka. Jadi, misalnya pekerja diperbolehkan datang ke kantor jam 10 untuk mengantar anak sekolah, selama dia bisa menyesuaikan dengan waktu pulangnya.
5. Keberagaman dan Inklusi
Tren kerja ekonomi pasca pandemi selanjutnya adalah diversity and inclusion. Perusahaan harus bisa memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman di tengah keberagaman.
6. Kesehatan Karyawan
Selain mampu memberikan lingkungan kerja yang tidak memandang perbedaan, perusahan juga fokus memberikan karyawan benefit dalam hal employee wellness. Hal ini karena semakin banyak pekerja yang lebih memilih perusahaan dengan tunjangan kesehatan memadai pasca pandemi.
7. Remote dan Hybrid Work
Sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) banyak pekerja harus bisa bekerja dari rumah atau bekerja secara remote. Tren ini masih banyak kita jumpai sampai sekarang. Perusahaan tidak menuntut pekerja untuk selalu datang ke kantor selama produktivitas kerja bisa dipertahankan.
Bagaimana Pandemi Mengubah Perilaku Konsumen
Terdapat tiga aspek perubahan perilaku konsumen pasca pandemi. Apa saja perubahan tersebut?
1. Belanja Online Jadi Primadona
Perubahan yang cukup jelas saat ini adalah lebih banyak orang cenderung memilih berbelanja secara virtual atau online ketimbang datang langsung ke pasar, toko, atau mall. Hal ini didukung dengan makin banyaknya e-Commerce.
2. Kebutuhan di Atas Keinginan
Banyak orang masih berjuang dengan keadaan finansial mereka. Karena itulah, kebutuhan hidup sehari-hari menjadi prioritas utama daripada keinginan.
3. Cashless Payment
Saat pandemi, uang fisik atau tunai menjadi media penyebaran virus. Karena itulah, banyak tempat mengubah cara pembayaran menjadi non-tunai atau cashless. Sampai saat ini pun metode ini lebih disukai banyak orang.
Penutup
Memasuki era endemi, pemerintah telah mengambil berbagai cara untuk memperkuat ekonomi pasca pandemi. Perusahaan pun harus mengikuti tren tenaga kerja pasca pandemi guna bisa bersaing dengan pebisnis lainnya.